4 Tempat Angker Di Kamboja

Hallo semua kali ini mimin ingin bercerita tentang 4 ANGKER DI KAMBOJA. Mungkin teman-teman tanya kenapa sih tanggung banget ga mau 5 tempat angker aja, gini-gini mimin jelasin kenapa mimin cuma memilih angka 4. Menurut kepercayaan orang Chinesse angka 4 memliki arti “SHI” yang memiliki arti “MATI”. NAH sekarang teman-teman sudah tau kan kenapa mimin pilih 4 saja ok kita langsung masuk ke topic nya.

Masyarakat di Kamboja selalu percaya akan takhayul atau hal-hal mistis dan mengambil langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa roh orang mati yang terperangkap di Bumi tetap berada pada tempatnya dan tidak membuat kekacauan di dunia manusia. Dengan keyakinan Agama Buddhis yang kuat di seluruh negeri, diperkirakan bahwa mereka yang meninggal dengan kematian yang kejam atau menjalani kehidupan yang penuh dosa tidak dapat meneruskan kehidupan mereka berikutnya atau reinkarnasi dan ajal dibiarkan menghantui orang yang masih hidup.

Karena kehancuran yang disebabkan oleh rezim Khmer Merah, ada banyak orang yang meninggal dan jiwa mereka dipercaya masih bergentayangan dan menghantui tempat-tempat tertentu di Kamboja. INILAH 4 TEMPAT YANG ANGKER DIKAMBOJA

1. Choeung Ek Genocidal Center

Antara tahun 1975 dan 1979, Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot mengambil alih Kamboja, dengan perkiraan liam belas juta orang terbunuh atau meninggal karena kelaparan dan kelelahan. Hampir 90.000 mayat ditemukan di kuburan massal Choeung Ek, atau lebih dikenal sebagai Ladang Pembantaian, sekitar 5 jam perjalanan dari Phnom Penh. Sekarang berfungsi sebagai monumen untuk memperingati hal kejam yang terjadi di masa lalu, tempat ini memiliki stupa Buddha yang diisi dengan tengkorak manusia yang diambil dari ladang bekas pembantaian. Pengunjung dapat berjalan di sekitar kuburan yang digali dan belajar lebih banyak melalui tur dengan pemandu yang berada disitu.

Baca Juga : Anies Buka Turnamen Layangan Di PIK 2

2. Independence Hotel

Banyak sekali penduduk lokal percaya bahwa hotel yang terletak di Sihanoukville, Kamboja ini berhantu dan sangat mengerikan. Dibangun pada tahun 1964, hotel ini dengan sangat cepat menjadi hotel yang populer di kalangan orang kaya dan terkenal. Namun, pada pertengahan 1970-an, hotel tersebut berubah menjadi tempat pangkalan bagi tentara Khmer Merah. Menurut mitos yang beredar, kolam renang di sana digunakan untuk menahan para tahanan, dengan eksekusi massal terjadi di dalam hotel.

Hotel itu dibiarkan begitu saja sebelum kemudian dibuka kembali pada tahun 1982 dan menjadi tempat bagi pasukan UNTAC selama awal 1990-an. Hotel itu kembali ditutup pada tahun 1999, mengalami perombakan radikal dan mulai menerima tamu lagi pada tahun 2007. Banyak yang melaporkan penampakan hantu selama mereka tinggal di hotel tersebut. IHHH SEREMMM

3. Bokor Mountain, Kampot

Tempat itu selesai pada tahun 1925 dan menjadi resort utama dengan elit kolonial. Pada tahun 1940-an, Prancis telah meninggalkan resort tersebut dan pada 1950-an dan 60-an dan menjadi populer di kalangan orang Khmer yang kaya. Kemudian ditinggalkan lagi selama masa Khmer Merah dan dibiarkan begitu saja. Sementara pengunjung biasa dapat menikmati menjelajahi reruntuhan, tempat itu kembali dibuka sebagai Istana Le Bokor.

Perjalanan yang memakan waktu sekitar 2-3 jam dari kota Kampot ke puncak Bokor adalah impian para pengendara motor yang hanya dapat diakses oleh sepeda motor dan mobil. Merupakan rumah bagi air terjun Popokvil, patung Buddha raksasa, Stasiun Bokor Hill yang ditinggalkan, kasino raksasa, gereja terlantar, pemandangan tak tertandingi, dan iklim sejuk yang menyegarkan. Stasiun yang ada di bukit dilengkapi dengan masa lalu yang menakutkan dan menyeramkan. Atas perintah Perancis, tempat itu dibangun di bawah kondisi yang kejam, dengan hampir 1.000 warga Kamboja tewas saat membangunnya.

4. Tuol Sleng Genocide Museum

Bekas tempat belajar yang di pusat kota Phnom Penh,Kamboja ini punya peran mengerikan selama rezim Khmer Merah. Selama masa itu, bekas sekolah ini diubah menjadi kamp tahanan politik yang dikenal sebagai Security Prison 21 (S-21). Dari sekitar 20.000 tahanan, hanya tujuh yang berhasil selamat. Sisanya disiksa dan dibunuh di sana, atau dikirim menuju kematian yang menanti mereka di Choeung Ek.

Sebagian besar situs tersebut telah ditinggalkan karena ditemukan pada tahun 1979 ketika tentara Vietnam membebaskan Phnom Penh. Dinding yang berlumuran darah, sel-sel bata kecil dan alat penyiksaan yang ditinggalkan memberitahu kita tentang betapa brutalnya rezim tersebut. Sebanyak dua kali dalam setahun, staf museum akan mengundang para biksu untuk mengadakan upacara di museum tersebut untuk arwah para korban.